epie nyu yier

….Selamat tahun baru semua….

Perayaan tahun baru menurut legenda sudah berada beribu-ribu tahun sebelum sekarang. sekitar 4000 tahun yang lalu di Babilonia mereka memperingati perayaan tahun baru ini pada saat saat bullan baru muncul (mungkin penghitungan hari waktu itu masih berdasarkan peredaran bulan) pada saat dimulainya awal musim semi. saat ini dianggap sebagai sebagai suatu bentuk kelahiran kembali dimana awal musim semi digunakan masyarakat sebagai saat untuk kembali menanam tanaman baru panen. Musim semi juga berhubungan sekali dengan bunga. Perayaan tahun baru waktu itu dirayakan selama 11 hari.

Perayaan tahun baru yang diperingati setiap tanggal 1 dimulai sejak zaman Romawi, saat itu kaisar terlebih dahulu harus bertahan selama 445 hari agar hitungan kalender dapat di sinkronisasikan dengan peredaran matahari. sejak itu selama ber abad-abad Roma merayakan perayaan tersebut, pada awalnya gereja katolik mengutuk perayaan tersebut

Penjara

Seseorang telah menorehkan belati kemulutku, membuat luka yang panjang dan mengeluarkan darah. Darah itu menetes membasahi tubuh yang tak berbaju ini. Teriakan yang keluar hanya berupa suara tak jelas karena mengerang kesakitan. orang itu tak sedikitpun tersenyum atau tertawa senang menyeringaipun tidak, wajahnya sedingin patung kemerdekaan.

Spit it out

one two
there’s something stronger than me
i would rather not to touch it before
here i am now, wanna picked u up
ask for it, and than u’ve got
you have to prove me right or we gonna lossing it.

tree
inside, i will not lie
dead, i will not lie
yes i’m not a liar
spit it out….. i lie

Tujuh

7 adalah angka favorit saya.
tidak ada arti khusus sebenarnya,
tak ada hubungannya dengan bulan Juli atau seseorang yang bernama Julia. bukan juga hitungan waktu yang berjumlah 7 tahun atau 7 bulan ataupun 7 hari. bukan juga merupakan sebuah angka yang kemudian saya keramatkan.

Beckham pernah menggunakan nomer ini di punggungnya ketika mengenakan baju Manchester United dan England beberapa waktu yang lalu.

Keras

Rona mengangkat kakinya duduk diatas kursi teras depan, walaupun pagar rumahnya terbuat dari tanaman rambat dan menutupi hampir semua kayu tonggak pancang yang ada tapi dia masih bisa melihat orang yang hilir mudik di depan rumahnya. Beberapa kali dia melihat orang melintas bergegas seperti sedang di buru oleh waktu. Ada sedikit murung yang berkelebat di matanya hari itu. Ia memeluk kedua lututnya untuk didekatkan ke dadanya yang bergemuruh tak henti-henti sedari tadi. Beberapa penggal percakapannya dengan mak tadi sudah terlalu tajam menusuk dan meninggalkan nyeri yang belum hilang sampai sekarang.